Engel Claudio Richard Ronaldo Mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Papua Angkatan 2017 sedang membuat jalur Pengamatan |
Manokwari - Berkuliah di bidang ilmu yang dibilang penuh tantangan dan petualangan memilki cerita tersendiri pada saat pelaksanaan praktikum dilapangan, pada kesempatan ini saya berkesempatan mewancarai Laurensia Verina Mapandin, Ewandi Winel Peday dan Engel Claudio Richard Ronaldo Mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Papua yang melaksanakan Praktek Kerja Terpadu (PKT) bertempat di hutan sagu Kampung Gaya Baru Distrik Momi Waren Kabupaten Manokwari Selatan, pada Selasa (28/07/2020). Verina dan Wawa serta engel panggilan akrab mereka akan berbagi kisah seputar praktikum di hutan sagu momi waren.
Verina mengungkapkan pengalamannya pertama kali masuk di hutan sagu dimana banyak hal-hal yang menarik di dalam hutan sagu karena ini hal yang pertama sehingga cukup seru, luar biasa dan perasaan campur aduk karena becek dan segala macam serta harus memakai sepatu boot juga.
"Pokoknya seru, karena kita bisa belajar banyak tentang sagu, mulai dari tingkat semai kalo di sagu dibilang rosed, untuk tingkat pancang kita bilang pohon muda dan juga tingkat selanjutnya adalah pohon dewasa. Pastinya ditiap-tiap jalur yang ada punya pengalaman masing-masing khususnya di jalur 4 di jalurnya kelompoknya saya cukup menyenangkan karena kita bisa benar-benar merasakan bekerjasama dalam kelompok di dalam hutan" ujar Verina.
Hal yang senada disampaikan oleh wawa merupakan pengalaman pertama ke dalam hutan sagu, dimana dari luar kelihatannya biasa-biasa saja, begitu masuk ternyata medannya lumayan karena begitu banyak lumpur, dan saat melakukan inventarisasi ternyata di dalam sana banyak duri-duri sagu, jadi waktu merintis jalam untuk membuat petak-petak itu tidak gampang. Dari PKT di hutan sagu ini, kita dapat pelajaran bisa mengenal jenis sagu dan lebih tahu medan apa saja dalam hutan sagu.
"Hari ini kami mahasiwa Fahutan Kehutanan Unipa angkatan 2017 melaksanakan PKT di hutan sagu, disini kami melakukan inventarisasi sagu dengan plot ukuran 20 m x 20 m dengan base line menggunakan 270 derajat dan untuk jalur setiap plot meggunakan asimuth 360 derajat tanpa jarak antar plot. Ada kriteria dalam penilaian sagu, yaitu anakan, sagu muda dan sagu dewasa atau tua yang sudah memiliki batang buah dan bunga. Untuk saya sendiri inventarisasi sagu ini pengalaman pertama saya dan sensasinya lebih melelahkan dibandingkan dengan hutan-hutan umumnya karena identik dengan lumpur, medan yang basah dan terhalang dari duri-duri sagu. Tetapi secara keseluruhan hari ini cukup baik karena teman-teman semua bisa mencapai target kami yaitu 100 m dengan target 5 plot dan semuanya dapat dicapai oleh teman-teman dari kelompok kami" ungkap Engel. [NM]
Verina dan teman -teman Kelompok 4 sedang melakukan Inventarisasi Hutan Sagu |
Memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang sagu penting bagi mahasiswa kita yg berada di jantung hutan sagu dunia..Sukses semuanya..Tetima Kasih Pak Ka KPHP Sorong Selatan utuk tulisannya..Sukses terus..
ReplyDelete